Selama hidup di dunia ini manusia pasti akan melalui tiga keadaan. Yaitu, sehat, sakit dan mati. Baik nabi sebagai utusan Allah di bumi, maupun manusia biasa, akan mengalaminya. Dokter sekalipun, walaupun tugasnya mengobati orang sakit, namun tetap ia akan terkena sakit.
Hari ini bagi Anda yang diberi kesehatan, mungkin sedang tertawa gembira, melakukan aktifitas kerja, sekolah, dan lain-lain. Bagi Anda yang sehat hari ini jangan lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT. Namun, bagi Anda yang sedang sakit baik yang sedang terbaring di rumah sakit atau yang sedang sakit dan istirahat dirumah juga jangan lupa untuk sabar dan syukur. Tetap Ikhtiar dengan minum obat dengan harapan agar segera sembuh.
Saat menikmati kesehatan, banyak orang yang lupa (tidak pernah berpikir) bahwa kesulitan yang sering terjadi pada ribuan orang lain pada setiap harinya dapat terjadi pada mereka juga.
Itulah sebabnya, saat berhadapan dengan kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, terkadang manusia dengan segera menjadi kurang bersyukur terhadap Pencipta mereka (Allah). Mereka menolak kenyataan takdir seraya mengatakan, “Mengapa ini terjadi pada diriku?” Orang yang jauh dari akhlaq Al-Qur`an cenderung enggan menyerahkan kepercayaan kepada Allah saat mereka sakit.
Di dalam Al-Qur`an, Allah berfirman tentang penyakit yang dihubungkan dengan pentingnya kesabaran melalui saat-saat demikian.
“… sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (al-Baqarah: 177)
Dalam pandangan Islam, sakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Apabila dengan sakit seseorang masih tetap mau melaksanakan perintah-Nya, maka ia lulus ujian dan akan diangkat derajatnya disisi Allah. Sebaliknya, jika dengan sakit, kemudian perintah-Nya ditinggalkan, dan ia juga berburuk sangka kepada Allah maka ia telah gagal menghadapi ujian dan akan mendapatkan murka dari Allah. Nabi bersabda: “Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT.” (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi).
Dengan sakit mungkin kita sedang diingatkan oleh Allah karena dosa-dosa kita, kemudaian jika kita bersabar Insya Allah kita akan mendapatkan pahala dari Allah.
Oleh karena itu, disaat sakit kita jangan mengeluh apalagi menyalahkan Allah. Sebab, dengan sakit, Allah memperlihatkan kasih sayangnya kepada kita. Setelah sembuh dari sakit, bukan hanya akan timbul kesadaran akan besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Namun lebih dari itu, dosa-dosa kita pun akan diampuni oleh-Nya. Amiiin. Wa Allahu a’lam bi ashawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar